Karawang, AlexaPodcast.ID — Stunting menjadi masalah kesehatan yang menakutkan bagi masyarakat Indonesia. Stunting juga sangat mengkhawatirkan para orang tua, karena menyerang balita dan anak-anak. Penurunan angka penderita stunting pun terus diupayakan oleh Pemerintah.
Menurut Kepala Puskesmas Kecamatan Majalaya, Kabupaten Karawang, Azis Solehudin, stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak.
“Stunting juga menjadi salah satu penyebab berat badan anak rendah dan tinggi badan anak terhambat, sehingga dibawah anak-anak seusianya,” ujarnya, Jumat (24/3/2023).
Azis Solehudin memaparkan, penderita stunting di Kecamatan Majalaya mengalami penurunan. Dari data 2021 ada 6 anak yang menderita stunting, dan pada tahun 2022 terjadi penurunan. Sehingga penderita stunting ada 4 anak. Sesuai dengan bulan penimbangan pada buan Februari 2023.
“Alhamdulillah, penderita stunting di Kecamatan Majalaya mengalami penurunan. Kami terus bekerja keras agar masalah stunting ini segera dapat diatasi,” kata Azis.
Penyebab stunting, tutur Azis, terjadi akibat adanya penyakit penyerta dan kurangnya gizi yang baik. Selain itu juga karena faktor lingkungan yang kurang bersih.
“Bisa juga terjadi karena bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan tinggi badan pendek, disebut BBLR (Berat Badan Lahir Rendah),” ucapnya.
Dalam penanganan stunting, Puskesmas Kecamatan Majalaya bersinergi dengan Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB).
“Kami bersinergi dengan PLKB, nantinya PLKB akan memberikan asupan makanan tambahan selama 60 hari kepada penderita. Selain itu dipantau juga berat badan dan tinggi badannya,” tuturnya.
Sedangkan puskesmas, kata dia, bersama dengan PLKB memantau perkembangan kesehatan dari penderita stunting tersebut.
Sementara untuk pencegahan stunting, Azis menjelaskan, puskesmas telah melakukan upaya dini. Sesuai Surat Edaran dari Bupati Karawang tanggal 28 Februari 2023 tentang Gerakan Aksi Bergizi dan Gres KECE.
Anak perempuan usia di atas 12 tahun akan diberikan satu tablet penambah darah. Maka di sekolah-sekolah, setiap hari jumat diadakan makan bersama, olahraga dan minum obat penambah darah bersama.
“Pencegahan stunting dimulai sejak dini, setiap jumat kami aktif ke sekolah-sekolah untuk memberikan tablet penambah darah bagi siswa perempuan usia diatas 12 tahun. Hal ini juga merupakan bentuk perhatian pemerintah terhadap anak bangsa,” ungkapnya. (Siska)
No Comments