RSUD Cabangbungin Dikepung Aksi Massa, Pelayanan Dinilai Bobrok dan Tak Bermartabat

3 minutes reading
Friday, 4 Jul 2025 05:46 0 184 Lala Nugraha

BEKASI, AlexaPodcast.ID – Ribuan warga yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Cabangbungin (GMC) menggelar aksi damai di halaman Kantor Kecamatan Cabangbungin, Kabupaten Bekasi, Kamis (3/7).

‎Mereka menyuarakan kekecewaan terhadap buruknya pelayanan di RSUD Cabangbungin dan mendesak pencopotan direktur utama rumah sakit, dr. Erni Herdiani, menyusul mencuatnya dugaan kasus pelecehan terhadap anak pasien oleh oknum dokter.

‎Dalam aksinya, massa membentangkan poster-poster bernada protes, di antaranya bertuliskan “RSUD Bobrok, Ganti Direkturnya!” dan “Kami Butuh Pelayanan Kesehatan Berkualitas!”.

‎Mereka menilai rumah sakit telah gagal menjadi institusi layanan kesehatan yang aman, profesional, dan bermartabat.

‎“Kami bicara soal keselamatan pasien, khususnya anak-anak. Ini bukan hanya soal antrean atau lambatnya pelayanan, tapi soal nyawa dan kepercayaan publik,” tegas Samsul Rizal, Koordinator GMC dalam orasinya.

‎Dugaan Pelecehan Ditutup-Tutupi, Pelaku Masih Bertugas

‎Massa juga menyoroti dugaan pelecehan terhadap pasien anak yang ditangani secara tertutup oleh manajemen rumah sakit.

‎Menurut warga, RSUD diduga mencoba menyelesaikan kasus secara kekeluargaan dan bahkan melarang keluarga korban melapor ke aparat penegak hukum.

‎Lebih ironis lagi, dokter yang diduga sebagai pelaku masih aktif bertugas tanpa sanksi apapun.

‎Desakan Pencopotan Berdasarkan Aturan Hukum

‎Tokoh masyarakat dan pemerhati kebijakan publik, Ahmad Syaripudin, menyebut bahwa tuntutan pencopotan Dirut RSUD Cabangbungin bukan tanpa dasar hukum.

‎Ia merujuk pada Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit dan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Perumahsakitan.

‎“Fungsi utama rumah sakit adalah tempat penyembuhan dan pemulihan. Jika gagal menjalankan itu dan melanggar etika medis, maka harus dievaluasi. Sanksi administratif hingga pencabutan izin bisa diberlakukan,” jelas Ahmad.

‎RSUD Cabangbungin Kehilangan Kepercayaan Publik

‎Sejak diresmikan tahun 2017, RSUD Cabangbungin sempat diharapkan menjadi rumah sakit andalan warga di enam kecamatan utara Kabupaten Bekasi.

‎Namun, citranya terus menurun akibat berbagai masalah: antrean panjang, minimnya sarana, pelayanan yang tidak manusiawi, hingga pelanggaran etika.

‎“Kami ingin rumah sakit rakyat, bukan ladang bisnis. Pelayanan kesehatan itu hak, bukan jasa,” ujar salah satu peserta aksi.

‎Pemkab Didesak Bertindak, Dirut RSUD Bungkam

‎Hingga berita ini diturunkan, dr. Erni Herdiani belum memberikan pernyataan resmi. Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi juga belum merespons secara terbuka.

‎Namun, Wakil Bupati Bekasi, dr. Asep Surya Atmaja, dalam pernyataan sebelumnya menegaskan bahwa dugaan pelecehan terhadap pasien harus ditangani secara hukum.

‎“Tidak boleh ada upaya menutupi kasus. Proses hukum harus ditegakkan tanpa pandang bulu,” tegas Asep.

‎Desakan Publik Meningkat, Sorotan Tertuju pada Pemkab

‎Aksi GMC hari ini menjadi momentum penting yang menyoroti lemahnya sistem pengawasan layanan rumah sakit daerah.

‎Masyarakat kini menunggu langkah konkret dari Pemerintah Kabupaten Bekasi: akankah mereka bersikap tegas menanggapi tuntutan publik, atau justru membiarkan kepercayaan masyarakat terhadap layanan kesehatan publik terus runtuh?

(Muhlis)

Share Link :

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

LAINNYA
error: Content is protected !!