Viral Grup Fantasi Sedarah. Darus Hayina Singgung Berbagai Kasus Cabul di Karawang: DP3A Kurang Fungsi

2 minutes reading
Saturday, 17 May 2025 00:27 0 661 Lala Nugraha

KARAWANG, AlexaPodcast.ID – Jagat media sosial tengah diguncang oleh keberadaan grup Facebook dengan nama “Fantasi Sedarah” yang kemudian berganti nama menjadi “Suka Duka” untuk menyamarkan identitas grup.

‎Grup tersebut berisi konten menyimpang yang mewajarkan hubungan sedarah (inses) dan menjadikan anak-anak sebagai objek fantasi seksual.

‎Jumlah anggota grup yang mencapai lebih dari 41.000 akun ini menjadi sorotan karena banyak dari anggotanya berbagi cerita, baik dengan identitas asli maupun anonim.

‎Soal pelecehan seksual terhadap anggota keluarga sendiri, seperti kakak kepada adik, orang tua kepada anak, hingga sebaliknya. Salah satu percakapan dalam grup tersebut menunjukkan tingkat pemikiran yang mengerikan.

‎Saat seorang anggota bertanya, “Apasih sebabnya kalian sampai nafsu ke yang sedarah?“, jawaban yang muncul mencengangkan: “Karena kenal dekat. Apalagi ke anak, lebih kuat posisi kita sebagai ortu.”

‎Praktisi dan pemerhati anak dari Dhigdaya Center, Darus Hayina, mengecam keras keberadaan grup tersebut. Menurutnya, eksistensi grup Facebook Fantasi Sedarah adalah fenomena yang menjijikkan.

‎”Ini bukan hanya merusak moral kemanusiaan, tetapi sudah sangat menyimpang dari norma agama dan hukum positif. Grup ini menjadi sinyal bahaya yang sangat serius karena menjadi sarang predator anak,” ujar Darus. Sabtu (17/5/2025).

‎Darus juga menekankan pentingnya kesadaran kolektif untuk menghadapi ancaman ini. Peristiwa kekerasan seksual terhadap anak bahkan terjadi di Karawang.

‎“Pemerintah dan masyarakat harus sadar bahwa ancaman predator terhadap anak semakin besar. Ruang aman bagi anak, termasuk keluarga, kini bisa menjadi tempat berbahaya,” katanya.

‎Darus menyinggung sebuah laporan yang masuk pada 12 Februari 2025, terkait seorang ayah yang diduga mencabuli anak kandungnya yang masih berusia 5 tahun.

‎“Ibu korban melapor bahwa anaknya mengalami trauma, terlebih pelaku masih berkeliaran bebas. Ini membuktikan bahwa rumah yang seharusnya menjadi tempat paling aman, justru bisa menjadi ruang terjadinya kekerasan seksual,” ungkap Darus.

‎Darus berharap pemerintah daerah, khususnya Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Perempuan dan Anak (DP3A) Kabupaten Karawang, lebih proaktif dalam menangani isu-isu kekerasan seksual.

‎“Saya berharap DP3A turun langsung ke masyarakat, jangan hanya berkutat pada kegiatan seremonial dan rapat-rapat. Keberadaan DP3A harus benar-benar dirasakan oleh masyarakat,” tegasnya.

‎Ia juga mengingatkan pentingnya peran orang tua dan lingkungan sekitar untuk lebih peka terhadap perubahan perilaku anak serta lebih protektif terhadap ancaman di sekitar.

‎“APH, dalam hal ini Polres Karawang, harus segera bertindak tegas mengejar dan menindak para pelaku. Jangan beri ruang kepada predator anak, baik di media sosial maupun di dunia nyata. Jika dibiarkan, ini akan semakin marak,” pungkas Darus Hayina.

(Lan)

Share Link :

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

LAINNYA
error: Content is protected !!