Petani di Bekasi Terancam Gagal Panen: Krisis Air Jadi Penyebabnya

2 minutes reading
Friday, 20 Sep 2024 15:32 0 134 Redaksi Alexa

BEKASI, AlexaPodcast.ID – Para petani di Kabupaten Bekasi beberapa minggu lalu menggelar aksi di Kali Bulak Manggah, Desa Kalijaya, tepatnya di depan pengelolaan air Tirta Bhagasasi wilayah II.

Aksi ini dipicu oleh kekeringan air irigasi yang mengancam tanaman padi mereka gagal panen. Jumat (20/9/2024).

Aksi tersebut sempat membuahkan hasil, dengan berbagai instansi yang segera turun tangan untuk memastikan air mengalir kembali ke hulu, guna mendukung pertanian.

Namun, air yang diharapkan hanya mengalir selama beberapa hari, dan kini sawah para petani kembali kering.

Saat ini, para petani terlihat kerja bakti membersihkan sampah yang menyumbat pintu air di Bulak Manggah, Desa Wanajaya, untuk mengatasi masalah aliran irigasi yang tersendat.

Salah satu petani dari Desa Sukarapih yang turut serta dalam kerja bakti ini mengungkapkan kepada awak media bahwa mereka telah tiga hari membersihkan Kali Bulak Manggah dari jam 6 pagi hingga jam 10 siang demi melancarkan pasokan air.

“Jauh-jauh saya dan teman-teman datang ke sini untuk bersihkan sampah yang menutupi aliran irigasi. Kami sudah tiga hari membersihkan Kali ini dari pagi sampai siang, demi sawah kami bisa mendapatkan air,” ungkap salah satu petani Desa Sukarapih.

Ia juga menyatakan kekhawatirannya terhadap kondisi pertanian yang terancam gagal panen. Beberapa minggu lalu sawah kami memang sempat mendapat air setelah aksi yang kami lakukan.

“Kami sudah mulai menanam bibit padi, tapi sekarang airnya tidak ada lagi. Kami terancam gagal panen,” ungkapnya.

Ia menambahkan, kita hidup dari sawah, kalau begini terus, kita bisa nggak makan. Kami para petani Sukarapih turun ke kali irigasi untuk angkat sampah yang menyumbat pintu air.

“Kami kesulitan membuang sampahnya ke mana. Harapan saya, pemerintah bisa memikirkan nasib kami, karena ini satu-satunya penghasilan kami,” ucapnya.

Ia mengungkapkan tantangan yang mereka hadapi, dengan penuh risiko turun ke kali, apalagi usia sudah tua.

“Dari jam 6 pagi kami sudah basah kuyup kedinginan membersihkan sampah,” pungkasnya. (Saependi)

Share Link :

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

LAINNYA
error: Content is protected !!