KARAWANG, AlexaPodcast.ID – Pelaku penyiraman air keras yang mengakibatkan seorang guru di Karawang mengalami kebutaan, masih menghirup udara bebas. Polisi belum berhasil menangkapnya. Padahal, laporan dari korban sudah dilakukan sejak akhir Mei 2023. Desakan agar pelaku segera ditangkap pun kian ramai, hingga anggota DPR RI Dedi Mulyadi turut unjuk suara, demi keadilan untuk sang guru.
Informasi yang diterima, Polres Karawang sudah bergerak melakukan penangkapan. Namun pelaku yang berinisial AH itu masih belum berhasil ditemukan. AH, dikabarkan kabur pasca peristiwa penyiraman air keras itu. Namun, masih berdasarkan informasi, AH masih ada di Karawang.
Untuk diketahui, seorang guru di Karawang, Eli Chuherli, menjadi korban penyiraman air keras yang diduga dilakukan oleh rekannya berinisial AH. Akibat peristiwa itu, sang guru kini mengalami kebutaan.
“Kami sudah menerjunkan Tim Sanggabuana sebanyak 15 personel untuk mengejar pelaku. Berdasarkan hasil pelacakan yang kami lakukan keberadaan pelaku sudah kami identifikasi. Sampai saat ini tim masih berada di lapangan mengejar pelaku,” ujar Kasatreskrim Polres Karawang, AKP Arief Bastomy, saat dikonfirmasi awak media, Selasa 11 Juli 2023.
Dikatakan Arief, Polres Karawang sudah melakukan upaya penangkapan terhadap terduga, sejak akhir Mei 2023, ketika korban melakukan pelaporan. Namun pelaku buron setelah didatangi rumahnya.
“Pelaku kabur dan menghilang setelah kejadian tersebut. Kami kemudian melakukan pencarian dan menyisir sejumlah lokasi tempat pelaku,” ucap Arief.
Dari serangkaian upaya perburuan yang dilakukan, kata Kasat Reskrim, pihaknya berhasil mengidentifikasi sejumlah lokasi yang sering didatangi pelaku.
“Lokasi yang dicurigai saat ini dalam pengawasan untuk menangkap pelaku saat tiba di lokasi,” kata Kasat Reskrim.
Dedi Mulyadi DesakPolisi Tangkap Pelaku
Sebelumnya, Anggota DPR RI, Dedi Mulyadi desak polisi segera mengungkap kasus penyiram air keras kepada seorang guru di Karawang. Akibat penyiraman air keras tersebut, guru tersebut kini mengalami kebutaan.
“Apabila kasus ini benar adanya seperti itu, semoga pelaku bisa segera ditangkap dan diproses,” ujar sosok yang akrab disapa Kang Dedi, saat menemui guru tersebut, di rumahnya, di Desa Sukaluyu, Kecamatan Telukjambe, Kabupaten Karawang.
Guru tersebut bernama Eli Chuherli. Dia mengajar sejarah di SMKN 2 Karawang. Eli Chuherli kini tak bisa lagi melihat. Dia mengaku, kondisi tersebut karena disiram air keras oleh rekannya, berinisial AH.
Kepada Kang Dedi, Eli Chuherli memaparkan kronologi peristiwa yang menjadikan matanya mengalami kebutaan.
Peristiwa nahas itu terjadi pada 23 Mei 2023 lalu. Penyiraman bermula dari bisnis rental mobil jemputan bersama terduga pelaku, AH. Saat itu ia meminjam uang Rp 50 juta dari bank yang ia gunakan untuk bisnis mobil jemputan. Namun karena statusnya sebagai guru tak membuatnya leluasa, Eli bekerja sama dengan AH.
Eli mengaku, sebelumnya dia tak ada konflik dengan siapapun. Justru, kata Eli, AH yang ada masalah dengan mitra perusahaan.
Karena merasa tak enak, Eli meminta AH mengundurkan diri dari perusahaan. Saat itu AH menyetujui mundur sebagai direktur yang dicatatkan oleh notaris.
Beberapa hari setelah mengundurkan diri, AH tiba-tiba datang ke rumah Eli. Tak curiga, Eli pun menyambut AH dengan baik karena menganggap hubungan mereka masih baik. Ia pun menyilahkan AH untuk masuk ke dalam rumah.
“Pas saya mau duduk tiba-tiba dia siram saya pakai air keras. Airnya panas dan berasap. Kemudian dia langsung kabur,” kata Eli.
Setelah disiram air keras penglihatan Eli mulai kabur. Semakin lama penglihatannya terus menurun dan kini kedua matanya tak berfungsi.
Eli kemudian berobat, namun BPJS nya tidak bisa digunakan, karena dia korban penganiayaan. “Katanya bisa pakai BPJS tapi harus lapor dulu ke LPSK,” ucap Eli.
Eli yang merasa proses tersebut memakan waktu akhirnya memilih untuk mengobati matanya sendiri.
Namun karena panjangnya proses pengobatan, Eli sudah kehabisan uang dan hanya bisa pasrah dengan kondisi kedua matanya. “Menurut keterangan dokter, kata Eli, kornea kedua matanya sudah pecah sehingga harus dioperasi di RS Mata Cicendo,” kata Eli.
Kang Dedi yang mendengarkan cerita Eli itu kemudian memberikan bantuan untuk berobat mandiri ke RS Mata Cicendo.
“Bapak ke RS Cicendo nanti daftar umum saja dulu, saya nanti bantu. Ini harus langsung ditangani oleh dokter. Nanti saya siapkan segala biaya bapak berobat ke Cicendo. Pokoknya bapak sehat terus, terus semangat Pak Guru,” kata mantan Bupati Purwakarta dua periode itu. (Jibay)
No Comments