JAKARTA, AlexaPodcast.ID — Keberadaan aplikasi TikTok, terutama layanan jual beli dalam TikTok Shop, sedang menjadi perhatian utama dalam berita terkini. Pemerintah telah mengeluarkan peringatan resmi kepada TikTok untuk menghentikan operasi TikTok Shop. Hal ini disebabkan TikTok telah diizinkan sebagai platform media sosial (medsos), bukan sebagai platform e-commerce.
Tantangan dalam upaya pemerintah untuk mengendalikan penggunaan TikTok dibahas oleh pakar teknologi informasi dan Rektor Universitas Budi Luhur, Wendi Usino. Menurutnya, mengekang popularitas TikTok adalah tugas yang sulit dilaksanakan karena begitu banyak masyarakat yang menikmati penggunaannya. Dia menyampaikan pandangan ini setelah pembukaan Dialog Kebudayaan di Universitas Budi Luhur pada Selasa (26/9).
Wendi menjelaskan bahwa TikTok adalah media sosial yang unik, berbeda dari platform seperti Facebook atau yang serupa, karena TikTok dikenal dengan tayangan video pendeknya.
Tidak seperti Facebook dan Twitter yang lebih cenderung untuk berisi teks atau foto, TikTok telah berkembang menjadi platform yang memungkinkan layanan TikTok Shop.
Bagi Wendi, TikTok dan TikTok Shop adalah satu kesatuan karena keduanya dapat diakses melalui satu aplikasi saja.
Selain itu, Wendi juga mencatat bahwa di dalam aplikasi TikTok Shop terdapat produk-produk dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Indonesia. Oleh karena itu, upaya untuk mengendalikan TikTok Shop juga berpotensi menghambat saluran promosi dan penjualan bagi UMKM Indonesia.
Wendi menekankan bahwa pemblokiran TikTok tidak akan efektif. Menurutnya, pemerintah seharusnya fokus pada pembuatan aplikasi serupa yang dapat mengurangi ketergantungan masyarakat pada TikTok atau platform serupa yang berasal dari luar negeri. Terutama mengingat bahwa pengolahan data dan server TikTok dilakukan di luar negeri.
Wendi berpendapat bahwa TikTok memiliki dampak yang signifikan dalam memengaruhi kebiasaan Generasi Z di Indonesia. TikTok mengumpulkan data algoritma tentang kebiasaan Generasi Z di Indonesia dan menggunakan data ini untuk menampilkan konten yang sesuai dengan preferensi mereka. Hal ini membuat pengguna semakin tertarik untuk menggunakan TikTok, termasuk layanan TikTok Shop.
Di samping itu, Ketua MPR, Bambang Soesatyo, juga menyoroti keberadaan TikTok Shop. Politikus yang akrab disapa Bamsoet itu meminta Kementerian Perdagangan segera mengeluarkan peraturan yang jelas mengenai larangan transformasi media sosial menjadi platform e-commerce.
Bamsoet juga mendorong pemerintah untuk memberikan perhatian khusus pada kelangsungan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia. Ini penting karena UMKM telah lama menjadi tulang punggung ekonomi nasional. (jawapos)
No Comments