KARAWANG, AlexaPodcast.ID – Dunia politik Jawa Barat tengah diguncang oleh dinamika internal yang semakin memanas.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang selama ini dikenal sebagai sosok kharismatik dan penuh prestasi, kini menjadi sasaran kritik tajam dari berbagai pihak.
Puncak dari ketegangan ini terjadi saat Fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi Jawa Barat melakukan aksi walkout dari ruang sidang sebagai bentuk protes terbuka terhadap kepemimpinan Dedi.
Aksi ini pun memunculkan spekulasi adanya keretakan serius dalam hubungan antarpartai di lingkungan legislatif.
Yang menjadi sorotan publik, di tengah terpaan kritik tersebut, para loyalis Dedi Mulyadi yang berasal dari Partai Gerindra, partai yang selama ini identik mendukung langkah politik sang gubernur justru memilih bungkam.
Keheningan ini memicu pertanyaan besar di masyarakat: ke mana suara pembelaan bagi sosok yang pernah mereka elu-elukan?
”Seharusnya mereka membela. Ini soal kesetiaan dan prinsip!” ujar Muhamad Karya, seorang warga Karawang, saat ditemui pada Minggu (18/5/2025).
Karya menilai bahwa diamnya para anggota dewan dari Partai Gerindra merupakan bentuk pengingkaran terhadap komitmen politik mereka sendiri.
“Dulu mereka pakai nama Kang Dedi untuk kampanye, sekarang diam saja. Ini bukan politik, ini pengkhianatan!” tegasnya.
Ia menambahkan, “DPRD itu wakil rakyat, bukan wakil kepentingan pribadi. Kalau mereka tidak berani bersuara saat rakyat butuh pembelaan, lalu siapa yang bisa diharapkan?”
Nada serupa juga disuarakan oleh sejumlah tokoh masyarakat Karawang. Mereka menilai bahwa keberanian untuk membela kebenaran menjadi nilai penting dalam kepemimpinan, bukan sekadar soal dukungan politik.
”Ini bukan semata soal Kang Dedi. Ini soal keberanian membela yang benar. Kalau sekarang mereka diam, bagaimana dengan urusan rakyat lainnya?” ujar salah satu tokoh masyarakat.
Situasi ini diprediksi akan terus memanas, seiring dengan tekanan publik yang menginginkan adanya kejelasan dan keberpihakan yang tegas dari para wakil rakyat.
(Lan)
No Comments